Thursday, July 27, 2017

Pentingnya memadamkan lampu ketika hendak tidur


*KENAPA RASULULLAH MENYURUH MEMATIKAN LAMPU KETIKA HENDAK TIDUR ?*

*"Padamkanlah lampu di malam hari apabila kamu akan tidur, tutuplah pintu, tutuplah rapat-rapat bejana-bejana dan tutuplah makanan dan minuman" (HR.Muttafaq'alaih).*
Foto ilustrasi

 *Rasulullah mensabdakan itu lebih dari 14 abad yang lalu. Ternyata, di abad modern ini baru diketahui manfaat medis dari tuntunan Rasulullah untuk memadamkan lampu ketika hendak tidur.*

Ahli biologi Joan Robert mengungkapkan bahwa *tubuh baru bisa memproduksi hormon melatonin ketika tidak ada cahaya.*

Hormon melatonin ini adalah salah satu hormon kekebalan tubuh yang mampu *memerangi dan mencegah* berbagai penyakit, termasuk kanker payudara dan kanker prostat.

*Orang yang tidur dalam kondisi gelap, maka tubuhnya bisa memproduksi hormon ini.*

Sebaliknya, tidur dengan lampu menyala di malam hari, *sekecil apapun sinarnya menyebabkan produksi hormon melatonin terhenti..*

Pentingnya tidur di malam hari dengan mematikan lampu juga diteliti oleh para ilmuwan dari Inggris.

Peneliti menemukan bahwa ketika cahaya dihidupkan pada malam hari, bisa memicu ekpresi berlebihan dari sel-sel yang dikaitkan dengan pembentukan sel kanker.

Sebuah konferensi tentang anak penderita leukimia yang diadakan di London juga menyatakan bahwa *orang bisa menderita kanker* akibat *terlalu lama memakai lampu waktu tidur di malam hari* dibandingkan dengan yang tidak pernah memakai lampu waktu tidur.

Subhanallah... demikian luar biasa tuntunan Rasulullah. Setelah berabad-abad, hikmah medisnya baru terugkap.
Wallahu a’lam bish shawab.

*Sebarkan ini wahai saudaraku agar saudara kita yang lain mengetahuinya*

#selalu ada manfaatnya di setiap berita


Wednesday, July 26, 2017

Bab II Arti dari Pepatah Arab"Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China" Bab II

BISMILLAHIR-RAHMANIR-RAHIM
SAUDARAKU MARI KITA LANJUTKAN LAGI BELAJAR MENGAJI ILMUNYA... BAIK ILMU AGAMA ATAU ILMU PENGETAHUAN.LAINNYA KARENA HAL INI ADALAH DASAR UTAMA DI DALAM KEHIDUPAN KHUSUSNYA MENGENAI ILMU AGAMA ISLAM. " BAG ; KE - 2 ),~

Saudaraku Sebagaimana Kita Tahu Bhwa Kita Diwajibkan Untuk Menuntut Ilmu Berdasarkan Dengan Adanya Hadist Yang Menyatakan
TUNTUTLAH ILMU SAMPAI KE NEGERI CINA...DAN DIMULAI DARI AYUNAN HINGGA KELIANG LAHAD
Maka Dari Itu Wajiblah Bagi Kita Untuk Menuntut Ilmu Sekalipun Harus Ke Negri Cina...

Kenapa Islam Mengajarkan Untuk Menuntut Ilmu ke Negeri Cina?

Maka inilah sebagai dasar Hadistnya :
 عن انس رضي الله عنه ان النبي صلي الله عليه وسلم قال : اطلبواالعلم ولوبالصين فان طلب العلم فريضة علي كل مسلم ان الملا ئكة تضع اجنحتها لطالب العلم رضابما يطلب

Artinya :
Dari Anas ra. bahwasanya Nabi saw. bersabda :

“Tuntutlah ilmu walaupun ke Negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim.

Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayap mereka kepada para penuntut ilmu karena senang (rela) dengan yang ia tuntut.” (H.R. Ibnu Abdil Bar)

Namun belakangan ternyata ada pula diantara kita yang beranggapan bahwa hadist tsb ini adalah lemah atau bahkan palsu. Untuk itu silahkan dibuktikan dan apakah memang  benar atau salah, maka tolong berikan penjelasannya yang sejelas - 2 nya jangan sampai hadits yang sedemikian masyhur tsb menjadi mubadzir.

Karena hikmah (kebijaksanaan yang tersirat) dlm hadits tsb sudah diyakini turun temurun dari para ustadz dan kiai yang termasyhur pula.

Dan jikalau hadits tsb adalah benar2 palsu apakah berarti saya dan orang banyak lainnya menjadi tersesat? Hanya karena saya percaya bahwa mencari ilmu adalah merupakan kewajiban bagi orang muslim

Sebab dalam catatan yang lalu ada yang mengatakan bahwa Hadist tersebut ini addalah do'if dan juga palsu

Sementara dengan adanya hadist tersebut yang berkaitan dengan kalimat tuntutlah ilmu sampai negeri Cina itu. Sangatlah baik sekalipun mungkin masih menyimpan sejuta tanda tanya apakah itu sebagai khiasan atau memang sebenar-benarnya.

Karena bisa jadi dimasa itu keadaan di Negri Cina itu mungkin  hebat khususnya di dalam ilmu pengetahuan. Pasalnya di negeri Cina itu banyak ditemukan dan mempunyai khazanah kekayaan pengetahuan.

Sebab sejak zaman dahulu, Ilmu ketabiban Cina memang sudah sangat terkenal dan masyhur. Bahkan hingga hari ini mereka pun tetap unggul di bidang kedokteran modern.

Sebagaimana dalam sejarah, orang Cina juga disebut sebagai penemu kertas yang pertama kali. Ilmu bela diri juga berkembang pesat di Cina. Bahkan budaya Cina juga merupakan sebuah keunikan.

Selain itu Negeri Cina juga telah bersentuhan dengan para sahabat Nabi (di era khulafaurrasyidin). Di masa khalifah Utsman bin Affan, yang mana ketika itu Cina pun telah memeluk agama Islam.

Sekalipun memang tidak semuanya bisa dibilang Islam tetapi Islam telah masuk ke Negri Cina lebih dahulu dari pada ke nusantara.

Para ahli sejarah meyakini juga bahwa sebagian dari penyebar Islam di tanah Jawa adalah para pendakwah dari Cina.

Ingat baju koko? Saking akrabnya, baju ‘koko’ model Cina kini pun telah terlanjur menjadi model baju para muslim Indonesia.

Bahkan tak sedikit yang punya anggapan, bahwa baju muslim ya...” baju koko.

Kembali ke laptop, kalimat “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina...”
Bukankah ini sabda nabi Muhammad Saw. Walahu’alam, sebab dalam hal ini Sedikitnya ada 3). Tiga : Perawi dari jalur yang berbeda.
Namun diantaranya ada yang diklaim hingga sampai nabi Muhammad SAW. Dan di anggap bermasalah.
Adapun sanadnya yang pertama adalah:
1. Dari Alhasan bin Athiyah
2. dari Abu Atikah Tarif bin Sulaiman
3. dari Anas bin Malik
4. dari nabi SAW.
Sementara yang menjadi ‘trouble maker’ adalah Abu Atikah, periwayat nomor dua. Ia ini disepakati oleh para kritikus hadits sebagai tukang hadits palsu.

Namun terlepas dari semua itu Bahwa Menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap muslim.

Sebagaimana yang dikatakan " Syaikh Al-Albani berkata: “Lafadz ini diriwayatkan dari banyak jalur sekali dari Anas sehingga bisa terangkat ke derajat hasan sebagaimana pula dikatakan oleh Al-Hafizh al-Mizzi.

Saya telah mengumpulkan hingga sekarang sampai delapan jalur. Selain dari Anas, hadits juga diriwayatkan dari sejumlah sahabat lainnya seperti Ibnu Umar, Abu Sa’id, Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud, Ali. Dan saya sekarang sedang mengumpulkan jalur-jalur lainnya dan menelitinya sehingga bisa menghukumi statusnya secara benar baik shohih, hasan, atau lemah.

Setelah itu, saya mempelajarinya dan mampu mencapai kurang lebih dua puluh jalur dalam kitab Takhrij Musykilah Al-Faqr (48-62) dan saya menyimpulkan bahwa hadits ini maka derajatnya hasan”.

Demikianpula," Al-Hafizh As-Suyuthi juga telah mengumpulkan jalur-jalur hadits ini dalam sebuah risalah khusus “Juz Thuruqi Hadits Tholabil Ilmi Faridhotun Ala Kulli Muslimin”, telah dicetak dengan editor Syaikh Ali bin Hasan al-Halabi, cet Dar “Ammar, Yordania.

Adapun yang perlu kami ingatkan di sini memang bahwa di dalam hadits ini ada memiliki tambahan yang populer padahal tidak ada asalnya yaitu lafadz “muslim dan muslimah“.

Sementara menuntut ilmu itu memang wajib hukumnya bagi setiap muslim dan muslimah.

Demikianlah Sedikit bahasan untuk kali ini semoga saja ada guna serta manpaatnya dan Inshaa Allah masih Bersambung...>

Arti dari pepeatah "Belajarlah ilmu sampai ke negeri China"


BISMILLAHIR-RAHMANIR-RAHIM
SAUDARAKU YUUK MARI KITA BELAJAR MENGAJI DAN MENGKAJI ILMU AGAMA KARENA HAL INI ADALAH DASAR UTAMA DI DALAM BERAGAMA KHUSUSNYA BER'AGAMA  ( AGAMA ISLAM BAG KE -1 ),~

TUNTUTLAH ILMU SAMPAI KE NEGERI CINA

“Tuntutlah Ilmu sampai ke negeri Cina” begitu kata petuah Arab. Jauh sebelum ajaran Islam diturunkan Allah SWT, secara sempurna.

Namun sebelum kita memulainya tiada salah bila kita mengungkap terlebih dahulu tentang apa yang menjadikan dasar daripada keberadaan “Bangsa Cina itu sendiri agar kita lebih tahu dan mamahaminya.

Saudaraku..." Kala itu, masyarakat Negeri Tirai Bambu sudah menguasai beragam khazanah kekayaan ilmu pengetahuan dan peradaban. Yang memang telah mencapai peradaban yang amat tinggi

Tak bisa dipungkiri bahwa umat Islam juga banyak menyerap ilmu pengetahuan serta peradaban dari negeri ini.

 Beberapa contohnya antara lain, ilmu ketabiban, kertas, serta bubuk mesiu. Dan beberapa hal kehebatan daripada peradaban masyarakat Cina ternyata sudah terdengar di negeri Arab sebelum tahun 500 M.

Sejak itu, para saudagar dan pelaut dari Arab membina hubungan dagang dengan Cina yang disebut "`Middle Kingdom’ – julukan Cina.

Untuk bisa berkongsi dengan para saudagar Cina, maka para pelaut dan saudagar Arab dengan gagah berani mengarungi ganasnya samudera. Mereka `angkat layar’ dari Basra di Teluk Arab dan kota Siraf di Teluk Persia menuju lautan Samudera Hindia.

Bahkan sebelum sampai ke daratan Cina, para pelaut dan saudagar Arab ada yang melintasi Srilanka dan mengarahkan kapalnya ke Selat Malaka. Setelah itu, mereka berlego jangkar di pelabuhan Guangzhou atau orang Arab menyebutnya Khanfu.

Guangzhou merupakan pusat perdagangan dan pelabuhan tertua di Cina. Sejak itu banyak orang Arab yang menetap di Cina.

Ketika Islam sudah berkembang dan Rasulullah SAW mendirikan pemerintahan di Madinah, di seberang lautan Cina tengah memasuki periode penyatuan dan pertahanan.

Menurut catatan sejarah awal Cina, masyarakat Tiongkok pun sudah mengetahui adanya agama Islam di Timur Tengah. Mereka menyebut pemerintahan Rasulullah SAW sebagai Al-Madinah.

Adapun
Orang Cina mengenal Islam dengan sebutan Yisilan Jiao yang berarti ‘agama yang murni’.

Sebagaimana pula,” Masyarakat Tiongkok menyebut Makkah sebagai tempat kelahiran ‘Buddha Ma-hia-wu’, atau
 (Nabi Muhammad SAW).

Namun dalam hal ini terdapat hingga beberapa versi hikayat tentang awal mula Islam bersemi di dataran Cina.

Versi pertama menyebutkan, ajaran Islam pertama kali tiba di Cina dibawa para sahabat Rasul yang hijrah ke al-Habasha Abyssinia (Ethopia).

Karena disebabkan para Sahabat Nabi hijrah ke Ethopia untuk menghindari kemarahan dan amukkan massa kaum Quraish jahiliyah.

Yangmana diantara,” Mereka antara lain; Ruqayyah, anak perempuan Nabi; Usman bin Affan, suami Ruqayyah; Sa’ad bin Abi Waqqas, paman Rasulullah SAW; dan sejumlah sahabat lainnya.

Sementara "Para sahabat yang hijrah ke Etopia itu mendapat perlindungan dari Raja Atsmaha Negus di kota Axum. Banyak sahabat yang memilih menetap dan tak kembali ke tanah Arab.

Konon, mereka inilah yang kemudian berlayar dan tiba di daratan Cina pada saat Dinasti Sui berkuasa (581 M – 618 M).

Sumber lainnya menyebutkan, ajaran Islam pertama kali tiba di Cina ketika Sa’ad Abi Waqqas dan tiga sahabatnya berlayar ke Cina dari Ethopia pada tahun 616 M.

Setelah sampai di Cina, Sa’ad kembali ke Arab dan 21 tahun kemudian kembali lagi ke Guangzhou membawa kitab suci Alquran.

Ada pula yang menyebutkan, ajaran Islam pertama kali tiba di Cina pada 615 M – kurang lebih 20 tahun setelah Rasulullah SAW tutup usia. Adalah Khalifah Utsman bin Affan yang menugaskan Sa’ad bin Abi Waqqas untuk membawa ajaran Illahi ke daratan Cina.

Konon, Sa’ad meninggal dunia di Cina pada tahun 635 M. Kuburannya dikenal sebagai Geys’ Mazars.

Utusan khalifah itu diterima secara terbuka oleh Kaisar Yung Wei dari Dinasti Tang. Kaisar pun lalu memerintahkan pembangunan Masjid Huaisheng atau masjid Memorial di Canton – masjid pertama yang berdiri di daratan Cina. Ketika Dinasti Tang berkuasa
Masjid Huaisheng masjid pertama china


 Cina tengah mencapai masa keemasan dan menjadi kosmopolitan budaya. Sehingga, dengan mudah ajaran Islam tersebar dan dikenal masyarakat Tiongkok.

Pada awalnya, pemeluk agama Islam terbanyak di Cina adalah para saudagar dari Arab dan Persia.

Orang Cina yang pertama kali memeluk Islam adalah suku Hui Chi. Sejak saat itu, pemeluk Islam di Cina kian bertambah banyak.
Dok Foto: Google


 Ketika Dinasti Song bertahta, umat Muslim telah menguasai industri ekspor dan impor. Bahkan, pada periode itu jabatan direktur jenderal pelayaran secara konsisten dijabat orang Muslim.

Pada tahun 1070 M, Kaisar Shenzong dari Dinasti Song mengundang 5.300 pria Muslim dari Bukhara untuk tinggal di Cina. Tujuannya untuk membangun zona penyangga antara Cina dengan Kekaisaran Liao di wilayah Timur Laut.

Orang Bukhara itu lalu menetap di di antara Kaifeng dan Yenching (Beijing). Mereka dipimpin Pangeran Amir Sayyid alias ‘So-Fei Er’. Dia bergelar `bapak’ komunitas Muslim di Cina.

Ketika Dinasti Mongol Yuan (1274 M -1368 M) berkuasa, jumlah pemeluk Islam di Cina semakin besar. Mongol, sebagai minoritas di Cina, memberi kesempatan kepada imigran Muslim untuk naik status menjadi Cina Han. Sehingga pengaruh umat Islam di Cina semakin kuat. Ratusan ribu imigran Muslim di wilayah Barat dan Asia Tengah direkrut Dinasti Mongol untuk membantu perluasan wilayah dan pengaruh kekaisaran.

Bangsa Mongol menggunakan jasa orang Persia, Arab dan Uyghur untuk mengurus pajak dan keuangan. Pada waktu itu, banyak Muslim yang memimpin korporasi di awal periode Dinasti Yuan. Para sarjana Muslim mengkaji astronomi dan menyusun kalender. Selain itu, para arsitek Muslim juga membantu mendesain ibu kota Dinasti Yuan, Khanbaliq.

Pada masa kekuasaan Dinasti Ming, Muslim masih memiliki pengaruh yang kuat di lingkaran pemerintahan.
PrimaSpring/masjid Abi Waqqas(masjid tertua di China)

Adapun Pendiri Dinasti Ming, Zhu Yuanzhang adalah jenderal Muslim terkemuka, termasuk Lan Yu Who. Pada 1388, Lan memimpin pasukan Dinasti Ming dan menundukkan Mongolia. Tak lama setelah itu muncul Laksamana Cheng Ho – seorang pelaut Muslim andal.

Saat Dinasti Ming berkuasa, imigran dari negara-negara Muslim mulai dilarang dan dibatasi. Cina pun berubah menjadi negara yang mengisolasi diri.

Muslim di Cina pun mulai menggunakan dialek bahasa Cina. Arsitektur Masjid pun mulai mengikuti tradisi Cina. Pada era ini Nanjing menjadi pusat studi Islam yang penting.

 Setelah itu hubungan penguasa Cina dengan Islam mulai memburuk. Yangmana hal ini mulai diketahui sejak Dinasti Qing (1644-1911) yang berkuasa. Dan pada akhirnya tak cuma dengan penguasa, melainkan relasi Muslim dengan masyarakat Cina lainnya pun menjadi makin sulit. Disebabkan Dinasti Qing melarang berbagai kegiatan Keislaman di negri Cina.

Demikianlah untuk kali ini semoga saja ada guna serta manfaatnya bagi kita semua. Aamiin...."Dan Inshaa Allah Bersambung....>

Tuesday, July 25, 2017

             ❤ IBU ❤

Kisah nyata seorang dokter...

Suatu hari, masuklah seorang wanita lanjut usia ke ruang praktek saya di sebuah Rumah Sakit.

Wanita itu ditemani seorang pemuda yg usianya sekitar 30 tahun.
ilustration pict

Saya perhatikan pemuda itu memberikan perhatian yg lebih kepada wanita tersebut dengan memegang tangannya, memperbaiki pakaiannya, dan memberikan makanan serta minuman padanya…

Setelah saya menanyainya seputar masalah kesehatan dan memintanya untuk diperiksa, saya bertanya pada pemuda itu tentang kondisi akalnya, karena saya dapati bahwa perilaku dan jawaban wanita tersebut tidak sesuai dengan pertanyaan yang saya ajukan (ngga nyambung).

Pemuda itu menjawab :
“Dia Ibuku, dan memiliki keterbelakangan mental sejak aku lahir”

Keingintahuanku mendorongku untuk bertanya lagi : “Siapa yg merawatnya?”

Ia menjawab : “Aku”

Aku bertanya lagi : “Lalu siapa yg memandikan dan mencuci pakaiannya?”

Ia menjawab : “Aku suruh ia masuk ke kamar mandi dan membawakan baju untuknya serta menantinya hingga ia selesai.
Aku yang melipat dan menyusun bajunya di lemari.
Aku masukkan pakaiannya yg kotor ke dalam mesin cuci dan membelikannya pakaian yg dibutuhkannya”

Aku bertanya : “Mengapa engkau tak mencarikan untuknya pembantu?”

Ia menjawab : “Karena Ibuku tidak bisa melakukan apa-apa dan seperti anak kecil, aku khawatir pembantu tidak memperhatikannya dengan baik dan tak dapat memahaminya, sementara aku sangat paham dengan Ibuku”

Aku terperangah dengan jawabannya dan baktinya yg begitu besar..

Aku pun bertanya : “Apakah engkau sudah beristri?”

Ia menjawab : “Alhamdulillah, aku sudah beristri dan punya beberapa anak”

Aku berkomentar : “Kalau begitu berarti istrimu juga ikut merawat ibumu?”

Ia menjawab : “Istriku membantu semampunya, dia yg memasak dan menyuguhkannya kepada Ibuku.
Aku telah mendatangkan pembantu untuk istriku agar dapat membantu pekerjaannya.
Akan tetapi aku berusaha selalu untuk makan bersama Ibuku supaya dapat mengontrol kadar gulanya”

Aku Tanya : “Memangnya Ibumu juga terkena penyakit Gula?”

Ia menjawab : “Ya, (tapi tetap saja) Alhamdulillah atas segalanya”

Aku semakin takjub dengan pemuda ini dan aku berusaha menahan air mataku…

Aku mencuri pandang pada kuku tangan wanita itu, dan aku dapati kukunya pendek dan bersih.

Aku bertanya lagi : “Siapa yg memotong kukunya?”

Ia menjawab : “Aku. Dokter, Ibuku tak dapat melakukan apa-apa”

Tiba-tiba sang Ibu memandang putranya dan bertanya seperti anak kecil : “Kapan engkau akan membelikan untukku kentang?”

Ia menjawab : “Tenanglah Ibu, sebentar lagi kita akan pergi ke kedai”

Ibunya meloncat-loncat karena kegirangan dan berkata : “Sekarang…sekarang!”

Pemuda itu menoleh kepadaku dan berkata : “Demi Allah, kebahagiaanku melihat ibuku gembira lebih besar dari kebahagiaanku melihat anak-anakku gembira…”

سبحان الله العظيم

Aku sangat tersentuh dengan kata-katanya…dan aku pun pura-pura melihat ke lembaran data Ibunya.

Lalu aku bertanya lagi : “Apakah Anda punya saudara?”

Ia menjawab : “Aku putranya semata wayang, karena Ayahku menceraikannya sebulan setelah pernikahan mereka”

Aku bertanya : “Jadi anda dirawat Ayah?”

Ia menjawab : “Tidak, tapi nenek yg merawatku dan Ibuku.
Nenek telah meninggal – semoga Allah SWT merahmatinya – saat aku berusia 10 tahun”

Aku bertanya : “Apakah Ibumu merawatmu saat anda sakit, atau ingatkah anda bahwa Ibu pernah memperhatikan anda?
Atau dia ikut bahagia atas kebahagiaan anda, atau sedih karena kesedihan anda?”

Ia menjawab : “Dokter…sejak aku lahir ibu sudah tak mengerti apa-apa…kasihan dia…dan aku sudah merawatnya sejak usiaku 10 tahun”
Aku pun menuliskan resep serta menjelaskannya…

Ia memegang tangan Ibunya dan berkata : “Mari kita ke kedai..”

Ibunya menjawab : “Tidak, aku sekarang mau ke Makkah saja!”

Aku heran mendengar ucapan Ibu tersebut…

Maka aku bertanya padanya : “Mengapa Ibu ingin pergi ke Makkah?”

Ibu itu menjawab dengan girang : “Agar aku bisa naik pesawat!”

Aku pun bertanya pada putranya : “Apakah Anda akan benar-benar membawanya ke Makkah?”

Ia menjawab : “Tentu…aku akan mengusahakan berangkat kesana akhir pekan ini”

Aku katakan pada pemuda itu : “Tidak ada kewajiban umrah bagi Ibu Anda…lalu mengapa anda membawanya ke Makkah?”

Ia menjawab : “Mungkin saja kebahagiaan yg ia rasakan saat aku membawanya ke Makkah akan membuat pahalaku lebih besar daripada aku pergi umrah tanpa membawanya”.

Lalu pemuda dan Ibunya itu meninggalkan tempat praktekku.
"
Aku pun segera meminta pada perawat agar keluar dari ruanganku dengan alasan aku ingin istirahat…
Padahal sebenarnya aku tak tahan lagi menahan tangis haru…

Aku pun menangis sejadi-jadinya menumpahkan seluruh yg ada dlm hatiku…

Aku berkata dalam diriku : “Begitu berbaktinya pemuda itu, padahal Ibunya tak pernah menjadi Ibu sepenuhnya…
Ia hanya mengandung dan melahirkan pemuda itu…

Ibunya tak pernah merawatnya…
Tak pernah mendekap dan membelainya penuh kasih sayang…
Tak pernah menyuapinya ketika masih kecil…
Tak pernah begadang malam…
Tak pernah mengajarinya…
Tak pernah sedih karenanya…
Tak pernah menangis untuknya…
Tak pernah tertawa melihat kelucuannya…
Tak pernah terganggu tidurnya disebabkan khawatir pada putranya…
Tak pernah….dan tak pernah…!

Walaupun demikian…pemuda itu berbakti sepenuhnya pada sang Ibu”.

Apakah kita akan berbakti pada Ibu-Ibu kita yg kondisinya sehat….
seperti bakti pemuda itu pada Ibunya yg memiliki keterbelakangan mental???.

Ya Allah, ampuni kami, maafkan kesalahan dan kekhilafan kami yg telah meninggalkan bakti kami kepada orang tua kami terutama kepada Ibu yg telah mengandung, merawat dan membelai kami.

Dialah yg membelikan kami baju baru, memandikan kami dan memakaikan baju baru.

Tapi disaat kami sudah dewasa, kami tak pernah ingat lagi dengan jasa beliau dan tak pernah berupaya untuk membelikannya baju baru.

رب اغفر لي و لوالدي وارحمهما كما ربياني صغيرا
Ya Rabb.. Ampunilah dosaku dan dosa kedua org tuaku,  muliakanlah Dia sbgmn Mereka telah merawatku dari kecil.

Dan Muliakanlah Pemuda tadi ya Allah, anak yg Sholeh yg akan membanggakan org tua,  nusa dan bangsanya di hadapan Mu ya Allah SWT...
😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭

Selamat merenung....
Share jika Anda peduli dengan ibumu,berbagi untuk sesama agar mereka dapat belajar dari pengalaman berharga ini.