Wednesday, July 26, 2017

Arti dari pepeatah "Belajarlah ilmu sampai ke negeri China"


BISMILLAHIR-RAHMANIR-RAHIM
SAUDARAKU YUUK MARI KITA BELAJAR MENGAJI DAN MENGKAJI ILMU AGAMA KARENA HAL INI ADALAH DASAR UTAMA DI DALAM BERAGAMA KHUSUSNYA BER'AGAMA  ( AGAMA ISLAM BAG KE -1 ),~

TUNTUTLAH ILMU SAMPAI KE NEGERI CINA

“Tuntutlah Ilmu sampai ke negeri Cina” begitu kata petuah Arab. Jauh sebelum ajaran Islam diturunkan Allah SWT, secara sempurna.

Namun sebelum kita memulainya tiada salah bila kita mengungkap terlebih dahulu tentang apa yang menjadikan dasar daripada keberadaan “Bangsa Cina itu sendiri agar kita lebih tahu dan mamahaminya.

Saudaraku..." Kala itu, masyarakat Negeri Tirai Bambu sudah menguasai beragam khazanah kekayaan ilmu pengetahuan dan peradaban. Yang memang telah mencapai peradaban yang amat tinggi

Tak bisa dipungkiri bahwa umat Islam juga banyak menyerap ilmu pengetahuan serta peradaban dari negeri ini.

 Beberapa contohnya antara lain, ilmu ketabiban, kertas, serta bubuk mesiu. Dan beberapa hal kehebatan daripada peradaban masyarakat Cina ternyata sudah terdengar di negeri Arab sebelum tahun 500 M.

Sejak itu, para saudagar dan pelaut dari Arab membina hubungan dagang dengan Cina yang disebut "`Middle Kingdom’ – julukan Cina.

Untuk bisa berkongsi dengan para saudagar Cina, maka para pelaut dan saudagar Arab dengan gagah berani mengarungi ganasnya samudera. Mereka `angkat layar’ dari Basra di Teluk Arab dan kota Siraf di Teluk Persia menuju lautan Samudera Hindia.

Bahkan sebelum sampai ke daratan Cina, para pelaut dan saudagar Arab ada yang melintasi Srilanka dan mengarahkan kapalnya ke Selat Malaka. Setelah itu, mereka berlego jangkar di pelabuhan Guangzhou atau orang Arab menyebutnya Khanfu.

Guangzhou merupakan pusat perdagangan dan pelabuhan tertua di Cina. Sejak itu banyak orang Arab yang menetap di Cina.

Ketika Islam sudah berkembang dan Rasulullah SAW mendirikan pemerintahan di Madinah, di seberang lautan Cina tengah memasuki periode penyatuan dan pertahanan.

Menurut catatan sejarah awal Cina, masyarakat Tiongkok pun sudah mengetahui adanya agama Islam di Timur Tengah. Mereka menyebut pemerintahan Rasulullah SAW sebagai Al-Madinah.

Adapun
Orang Cina mengenal Islam dengan sebutan Yisilan Jiao yang berarti ‘agama yang murni’.

Sebagaimana pula,” Masyarakat Tiongkok menyebut Makkah sebagai tempat kelahiran ‘Buddha Ma-hia-wu’, atau
 (Nabi Muhammad SAW).

Namun dalam hal ini terdapat hingga beberapa versi hikayat tentang awal mula Islam bersemi di dataran Cina.

Versi pertama menyebutkan, ajaran Islam pertama kali tiba di Cina dibawa para sahabat Rasul yang hijrah ke al-Habasha Abyssinia (Ethopia).

Karena disebabkan para Sahabat Nabi hijrah ke Ethopia untuk menghindari kemarahan dan amukkan massa kaum Quraish jahiliyah.

Yangmana diantara,” Mereka antara lain; Ruqayyah, anak perempuan Nabi; Usman bin Affan, suami Ruqayyah; Sa’ad bin Abi Waqqas, paman Rasulullah SAW; dan sejumlah sahabat lainnya.

Sementara "Para sahabat yang hijrah ke Etopia itu mendapat perlindungan dari Raja Atsmaha Negus di kota Axum. Banyak sahabat yang memilih menetap dan tak kembali ke tanah Arab.

Konon, mereka inilah yang kemudian berlayar dan tiba di daratan Cina pada saat Dinasti Sui berkuasa (581 M – 618 M).

Sumber lainnya menyebutkan, ajaran Islam pertama kali tiba di Cina ketika Sa’ad Abi Waqqas dan tiga sahabatnya berlayar ke Cina dari Ethopia pada tahun 616 M.

Setelah sampai di Cina, Sa’ad kembali ke Arab dan 21 tahun kemudian kembali lagi ke Guangzhou membawa kitab suci Alquran.

Ada pula yang menyebutkan, ajaran Islam pertama kali tiba di Cina pada 615 M – kurang lebih 20 tahun setelah Rasulullah SAW tutup usia. Adalah Khalifah Utsman bin Affan yang menugaskan Sa’ad bin Abi Waqqas untuk membawa ajaran Illahi ke daratan Cina.

Konon, Sa’ad meninggal dunia di Cina pada tahun 635 M. Kuburannya dikenal sebagai Geys’ Mazars.

Utusan khalifah itu diterima secara terbuka oleh Kaisar Yung Wei dari Dinasti Tang. Kaisar pun lalu memerintahkan pembangunan Masjid Huaisheng atau masjid Memorial di Canton – masjid pertama yang berdiri di daratan Cina. Ketika Dinasti Tang berkuasa
Masjid Huaisheng masjid pertama china


 Cina tengah mencapai masa keemasan dan menjadi kosmopolitan budaya. Sehingga, dengan mudah ajaran Islam tersebar dan dikenal masyarakat Tiongkok.

Pada awalnya, pemeluk agama Islam terbanyak di Cina adalah para saudagar dari Arab dan Persia.

Orang Cina yang pertama kali memeluk Islam adalah suku Hui Chi. Sejak saat itu, pemeluk Islam di Cina kian bertambah banyak.
Dok Foto: Google


 Ketika Dinasti Song bertahta, umat Muslim telah menguasai industri ekspor dan impor. Bahkan, pada periode itu jabatan direktur jenderal pelayaran secara konsisten dijabat orang Muslim.

Pada tahun 1070 M, Kaisar Shenzong dari Dinasti Song mengundang 5.300 pria Muslim dari Bukhara untuk tinggal di Cina. Tujuannya untuk membangun zona penyangga antara Cina dengan Kekaisaran Liao di wilayah Timur Laut.

Orang Bukhara itu lalu menetap di di antara Kaifeng dan Yenching (Beijing). Mereka dipimpin Pangeran Amir Sayyid alias ‘So-Fei Er’. Dia bergelar `bapak’ komunitas Muslim di Cina.

Ketika Dinasti Mongol Yuan (1274 M -1368 M) berkuasa, jumlah pemeluk Islam di Cina semakin besar. Mongol, sebagai minoritas di Cina, memberi kesempatan kepada imigran Muslim untuk naik status menjadi Cina Han. Sehingga pengaruh umat Islam di Cina semakin kuat. Ratusan ribu imigran Muslim di wilayah Barat dan Asia Tengah direkrut Dinasti Mongol untuk membantu perluasan wilayah dan pengaruh kekaisaran.

Bangsa Mongol menggunakan jasa orang Persia, Arab dan Uyghur untuk mengurus pajak dan keuangan. Pada waktu itu, banyak Muslim yang memimpin korporasi di awal periode Dinasti Yuan. Para sarjana Muslim mengkaji astronomi dan menyusun kalender. Selain itu, para arsitek Muslim juga membantu mendesain ibu kota Dinasti Yuan, Khanbaliq.

Pada masa kekuasaan Dinasti Ming, Muslim masih memiliki pengaruh yang kuat di lingkaran pemerintahan.
PrimaSpring/masjid Abi Waqqas(masjid tertua di China)

Adapun Pendiri Dinasti Ming, Zhu Yuanzhang adalah jenderal Muslim terkemuka, termasuk Lan Yu Who. Pada 1388, Lan memimpin pasukan Dinasti Ming dan menundukkan Mongolia. Tak lama setelah itu muncul Laksamana Cheng Ho – seorang pelaut Muslim andal.

Saat Dinasti Ming berkuasa, imigran dari negara-negara Muslim mulai dilarang dan dibatasi. Cina pun berubah menjadi negara yang mengisolasi diri.

Muslim di Cina pun mulai menggunakan dialek bahasa Cina. Arsitektur Masjid pun mulai mengikuti tradisi Cina. Pada era ini Nanjing menjadi pusat studi Islam yang penting.

 Setelah itu hubungan penguasa Cina dengan Islam mulai memburuk. Yangmana hal ini mulai diketahui sejak Dinasti Qing (1644-1911) yang berkuasa. Dan pada akhirnya tak cuma dengan penguasa, melainkan relasi Muslim dengan masyarakat Cina lainnya pun menjadi makin sulit. Disebabkan Dinasti Qing melarang berbagai kegiatan Keislaman di negri Cina.

Demikianlah untuk kali ini semoga saja ada guna serta manfaatnya bagi kita semua. Aamiin...."Dan Inshaa Allah Bersambung....>

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home