Wednesday, July 26, 2017

Bab II Arti dari Pepatah Arab"Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China" Bab II

BISMILLAHIR-RAHMANIR-RAHIM
SAUDARAKU MARI KITA LANJUTKAN LAGI BELAJAR MENGAJI ILMUNYA... BAIK ILMU AGAMA ATAU ILMU PENGETAHUAN.LAINNYA KARENA HAL INI ADALAH DASAR UTAMA DI DALAM KEHIDUPAN KHUSUSNYA MENGENAI ILMU AGAMA ISLAM. " BAG ; KE - 2 ),~

Saudaraku Sebagaimana Kita Tahu Bhwa Kita Diwajibkan Untuk Menuntut Ilmu Berdasarkan Dengan Adanya Hadist Yang Menyatakan
TUNTUTLAH ILMU SAMPAI KE NEGERI CINA...DAN DIMULAI DARI AYUNAN HINGGA KELIANG LAHAD
Maka Dari Itu Wajiblah Bagi Kita Untuk Menuntut Ilmu Sekalipun Harus Ke Negri Cina...

Kenapa Islam Mengajarkan Untuk Menuntut Ilmu ke Negeri Cina?

Maka inilah sebagai dasar Hadistnya :
 عن انس رضي الله عنه ان النبي صلي الله عليه وسلم قال : اطلبواالعلم ولوبالصين فان طلب العلم فريضة علي كل مسلم ان الملا ئكة تضع اجنحتها لطالب العلم رضابما يطلب

Artinya :
Dari Anas ra. bahwasanya Nabi saw. bersabda :

“Tuntutlah ilmu walaupun ke Negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim.

Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayap mereka kepada para penuntut ilmu karena senang (rela) dengan yang ia tuntut.” (H.R. Ibnu Abdil Bar)

Namun belakangan ternyata ada pula diantara kita yang beranggapan bahwa hadist tsb ini adalah lemah atau bahkan palsu. Untuk itu silahkan dibuktikan dan apakah memang  benar atau salah, maka tolong berikan penjelasannya yang sejelas - 2 nya jangan sampai hadits yang sedemikian masyhur tsb menjadi mubadzir.

Karena hikmah (kebijaksanaan yang tersirat) dlm hadits tsb sudah diyakini turun temurun dari para ustadz dan kiai yang termasyhur pula.

Dan jikalau hadits tsb adalah benar2 palsu apakah berarti saya dan orang banyak lainnya menjadi tersesat? Hanya karena saya percaya bahwa mencari ilmu adalah merupakan kewajiban bagi orang muslim

Sebab dalam catatan yang lalu ada yang mengatakan bahwa Hadist tersebut ini addalah do'if dan juga palsu

Sementara dengan adanya hadist tersebut yang berkaitan dengan kalimat tuntutlah ilmu sampai negeri Cina itu. Sangatlah baik sekalipun mungkin masih menyimpan sejuta tanda tanya apakah itu sebagai khiasan atau memang sebenar-benarnya.

Karena bisa jadi dimasa itu keadaan di Negri Cina itu mungkin  hebat khususnya di dalam ilmu pengetahuan. Pasalnya di negeri Cina itu banyak ditemukan dan mempunyai khazanah kekayaan pengetahuan.

Sebab sejak zaman dahulu, Ilmu ketabiban Cina memang sudah sangat terkenal dan masyhur. Bahkan hingga hari ini mereka pun tetap unggul di bidang kedokteran modern.

Sebagaimana dalam sejarah, orang Cina juga disebut sebagai penemu kertas yang pertama kali. Ilmu bela diri juga berkembang pesat di Cina. Bahkan budaya Cina juga merupakan sebuah keunikan.

Selain itu Negeri Cina juga telah bersentuhan dengan para sahabat Nabi (di era khulafaurrasyidin). Di masa khalifah Utsman bin Affan, yang mana ketika itu Cina pun telah memeluk agama Islam.

Sekalipun memang tidak semuanya bisa dibilang Islam tetapi Islam telah masuk ke Negri Cina lebih dahulu dari pada ke nusantara.

Para ahli sejarah meyakini juga bahwa sebagian dari penyebar Islam di tanah Jawa adalah para pendakwah dari Cina.

Ingat baju koko? Saking akrabnya, baju ‘koko’ model Cina kini pun telah terlanjur menjadi model baju para muslim Indonesia.

Bahkan tak sedikit yang punya anggapan, bahwa baju muslim ya...” baju koko.

Kembali ke laptop, kalimat “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina...”
Bukankah ini sabda nabi Muhammad Saw. Walahu’alam, sebab dalam hal ini Sedikitnya ada 3). Tiga : Perawi dari jalur yang berbeda.
Namun diantaranya ada yang diklaim hingga sampai nabi Muhammad SAW. Dan di anggap bermasalah.
Adapun sanadnya yang pertama adalah:
1. Dari Alhasan bin Athiyah
2. dari Abu Atikah Tarif bin Sulaiman
3. dari Anas bin Malik
4. dari nabi SAW.
Sementara yang menjadi ‘trouble maker’ adalah Abu Atikah, periwayat nomor dua. Ia ini disepakati oleh para kritikus hadits sebagai tukang hadits palsu.

Namun terlepas dari semua itu Bahwa Menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap muslim.

Sebagaimana yang dikatakan " Syaikh Al-Albani berkata: “Lafadz ini diriwayatkan dari banyak jalur sekali dari Anas sehingga bisa terangkat ke derajat hasan sebagaimana pula dikatakan oleh Al-Hafizh al-Mizzi.

Saya telah mengumpulkan hingga sekarang sampai delapan jalur. Selain dari Anas, hadits juga diriwayatkan dari sejumlah sahabat lainnya seperti Ibnu Umar, Abu Sa’id, Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud, Ali. Dan saya sekarang sedang mengumpulkan jalur-jalur lainnya dan menelitinya sehingga bisa menghukumi statusnya secara benar baik shohih, hasan, atau lemah.

Setelah itu, saya mempelajarinya dan mampu mencapai kurang lebih dua puluh jalur dalam kitab Takhrij Musykilah Al-Faqr (48-62) dan saya menyimpulkan bahwa hadits ini maka derajatnya hasan”.

Demikianpula," Al-Hafizh As-Suyuthi juga telah mengumpulkan jalur-jalur hadits ini dalam sebuah risalah khusus “Juz Thuruqi Hadits Tholabil Ilmi Faridhotun Ala Kulli Muslimin”, telah dicetak dengan editor Syaikh Ali bin Hasan al-Halabi, cet Dar “Ammar, Yordania.

Adapun yang perlu kami ingatkan di sini memang bahwa di dalam hadits ini ada memiliki tambahan yang populer padahal tidak ada asalnya yaitu lafadz “muslim dan muslimah“.

Sementara menuntut ilmu itu memang wajib hukumnya bagi setiap muslim dan muslimah.

Demikianlah Sedikit bahasan untuk kali ini semoga saja ada guna serta manpaatnya dan Inshaa Allah masih Bersambung...>

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home